Pada
model ekonomi sederhana, Mankiw menjelaskan terdapat dua pelaku ekonomi yakni
produsen dan rumah tangga. Titik pertemuan kedua pelaku tersebut bernama pasar.
Artinya, pasar memerankan peran strategis dalam siklus perekonomian suatu
wilayah. Pasar mempunyai dua peran yakni pasar sebagai penyedia barang dan jasa
dan pasar sebagai penyedia faktor produksi.
Pada kondisi pasar barang dan jasa,
terjadi pertemuan antara perusahaan sebagai produsen dan rumah tangga sebagai
konsumen. Kedua peran ini sangat strategis dalam menentukan perekonomian suatu
wilayah. Pada titik pertemuan antara penjual dan pembeli, terjadi transaksi
atau yang biasa disebut dengan perdagangan.
Di era perekonomian global sekarang
ini, pada saat suatu wilayah tidak dapat memenuhi kebutuhan sendiri, maka
wilayah tersebut dapat melakukan impor dari wilayah lain. Hal sebaliknya juga terjadi pada saat wilayah
tersebut terdapat kelebihan produksi suatu komoditas dan ada daerah lain yang
kekurangan komoditas tersebut, maka daerah tersebut dapat melakukan ekspor
komoditas. Disinilah letak peran pihak ketiga atau yang biasa disebut dengan
pedagang. Pedagang menghubungkan antara pihak yang menjual dengan pihak
pembeli. Pentingnya peran pedagang membuat kegiatan perdagangan dimasukkan ke
dalam pengukuran sektor usaha yang dihitung dalam nilai tambah suatu wilayah.
Margin perdagangan turut serta dihitung dalam kegiatan ekonomi.
Pada umumnya, sektor perdagangan
sangat ditentukan oleh tingkat kepadatan penduduk, jumlah penduduk,
ketersediaan komoditas, dan sarana infrastruktur di wilayah tersebut. Semakin
banyak jumlah penduduk di suatu daerah, maka permintaan barang akan semakin
besar. Dengan meningkatnya jumlah permintaan barang, maka secara otomatis akan
memunculkan pedagang-pedagang kecil maupun besar yang secara otomatis
mengurangi jumlah pengangguran di suatu wilayah.
Kondisi
Perdagangan Kota Palu
Kota Palu menjadi daerah yang menarik untuk dikaji
dengan jumlah penduduk 368,1 ribu atau terbesar kedua di Sulawesi Tengah.
Selain itu, dengan kepadatan penduduk 932 jiwa per kilometer persegi atau
tertinggi di antara membuat jarak antar penduduk berdekatan dan memudahkan pola
distribusi barang. Ditopang dengan sarana infrastruktur bandara, pelabuhan, dan
kondisi jalan yang baik turut. Kota Palu menjadi wajah perdagangan di Sulawesi
Tengah. Lalu bagaimana kondisi
perekonomian Kota Palu?
Pada tahun 2015 lalu, sektor perdagangan berkontribusi
sebsar 9,62 persen terhadap total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota
Palu. Angka tersebut menjadikan sektor perdagangan Kota Palu menjadi sektor
kedua terbesar yang menyumbang PDRB Kota Palu setelah sektor konstruksi.
Sementara itu, pada rilis Sensus Ekonomi 2016,di Kota Palu terdapat 20.166
jumlah perdagangani jumlah usaha perdagangan di Kota Palu terhadap Provinsi
Sulawesi Tengah sebesar 13,89 persen. Jumlah yang sangat banyak mengingat di
Sulawesi Tengah terdapat 13 Kabupaten dan Kota.
Fluktuasi
nilai sektor perdagangan di Kota Palu akan sangat memengaruhi nilai perdagangan
di Provinsi Sulawesi Tengah. Dapat dilihat bahwa pergerakan sektor perdagangan
Kota Palu dan Sulawesi Tengah mempunyai trend positif yang sama dengan angka
satu digit. Disisi lain, berdasarkan publikasi BPS, selama 3 tahun terakhir
nilai perdagangan Kota Palu menyumbang 17 persen perdaganga Provinsi Sulawesi
Tengah.
Tak mengherankan apabila kontribusi perdagangan di
Kota Palu tergolong besar terhadap Provinsi Sulawesi Tengah mengingat Palu
sebagai gerbang utama perdagangan Provinsi Sulawesi Tengah. Fasilitas Pelabuhan
yang melayani kapal besar dan bandara udara yang menghubungkan antar pulau
membuat arus komoditas barang yang melewati Kota Palu semakin besar. Peluang
tersebut dimanfaatkan dengan baik oleh sebagian pihak untuk mengambil
keuntungan dalam pola distribusi barang perdagangan.
Fakta
tersebut didukung dari data jumlah barang, bagasi, dan paket pos yang tercatat
di bandara udara Mutiara Sis Al Jufri. Pada tahun 2015, jumlah cargo dan pos
yang dibongkar sebanyak 2.359 ton, naik 12 persen dari tahun sebelumnya.
Sementara itu, jumlah kargo yang di muat pada tahun 2015 sebesar 2.355 ton,
naik18 persen dari tahun sebelumnya. Fenomena yang sama terjadi di Pelabuhan
Pantoloan.
Tingginya
aktivitas bongkar muat menunjukkan nilai ekspor impor barang antar wilayah yang
melewati Kota Palu. Fenomena tersebut memunculkan peluang bagi pedagang untuk
memanfaatkan momen tersebut.
Tantangan E-Commerce Kota Palu
Pada pasar modern, aktivitas antara penjual
dan pembeli tidak selalu dilakukan secara langsung. Kegiatan pertemuan langsung
antara penjual dan pembeli telah bergeser ke dunia maya. Kegiatan e-commerce telah menjadi aktivitas yang
mahfum dijumpai.
Menurut
Asosasi Jasa Penyelenggara Internet Indonesia (AJJI), pada tahun 2016 pengguna
internet dengan mobile phone sebanyak 98 persen. Artinya hampir semua penduduk
mengakses internet dengan menggunakan phone. Kemudahan fitur yang ditawarkan
membuat pola distribusi penggunaan internet ke arah mobile phone.
Masih
dari sumber yang sama, pada tahun 2016 terdapat pengguna internet sebanyak 132
jiwa di Indonesia. Dari angka tersebut, 123,5 juta jiwa pernah mengakses
layanan komersial. Hal ini tentunya menimbulkan peluang besar pada sektor
perdagangan melalui e-commerce. Terlebih,
setengah dari total jumlah pengakses internet berada pada usia produktif 25-44
tahun yang tentunya mempunyai kebutuhan dan daya beli yang tinggi.
Banyak komoditas unggulan dari Kota Palu seperti
bawang goreng, olahan coklat, dan lainnya yang selama ini belum tersalurkan
secara maksimal. Banyak pengrajin ataupun pedagang tradisional yang belum
memasarkan hasil kerajinannya secara online, padahal pangsa pasar terbuka lebar.
Oleh karena itu, ini menjadi tantangan kita semua baik stakeholder terkait, NGO, ataupun masyarakat pada umumnya agar
lebih memperkenalkan kemudahan e-commerce
kepada khalayak umum sehingga geliat perdagangan Kota Palu semakin meningkat.
Peningkatan
di sektor perdagangan sangat diharapkan demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dan menurunkan jumlah pengangguran di Kota Palu.
Oleh Dimas Indra
Purwanto, SST / Staf Seksi Nerwilis BPS Kota Palu