Mengejar Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Tengah melalui Pembentukan Modal - Berita - Badan Pusat Statistik Kota Palu

Laporkan pengaduan Anda melalui : s.bps.go.id/7271pengaduan

BPS Kota Palu menuju WBK & WBBM

Mengejar Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Tengah melalui Pembentukan Modal

Mengejar Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Tengah melalui Pembentukan Modal

2 Mei 2017 | Kegiatan Statistik Lainnya


“infrastruktur sangat berperan penting dalam dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dijumpai pada wilayah dengan ketersedian infrastruktur yang lebih mencukupi” Bank Dunia, 1994

Geliat ekonomi suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh infrastruktur dan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki. Ketersediaan modal fisik sangat terkait erat dengan ketersediaan dana pembentukan modal.  Dalam publikasi bank dunia tahun 1994, infrastruktur sangat berperan penting dalam dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dijumpai pada wilayah dengan ketersedian infrastruktur yang lebih mencukupi.  Penelitian di berbagai negara menyimpulkan bahwa pada umumnya program pembangunan infrastruktur ditargetkan pada peningkatan kebutuhan dasar dan konektivitas manusia seperti air, listrik, energi, dan bangunan.

Solow Model

Pada umumnya, peneliti sering menggunakan solow model dalam menentukan pengaruh antara pertumbuhan ekonomi dengan modal fisik dan sumber daya manusia. Semakin besar nilai modal fisik maka semakin besar pula nilai pertumbuhan ekonomi yang akan dicapai oleh wilayah tersebut dengan mengasumsikan nilai tenga kerja di wilayah tersebut konstan.

Fenomena yang terjadi akhir-akhir ini, kinerja pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah berada di atas rata-rata nasional. Kinerja perbaikan fundamental ekonomi yang cukup kuat disertai dengan peningkatan kinerja ekonomi mikro dan makro mendorong level pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah sampai pada level di atas rata-rata nasional.

Pada tahun 2012-2016, nilai pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah secara berturut turut sebesar 9,53%, 9,59%, 5,07%, 15,56% dan 9,98%. Nilai pertumbuhan tersebut jauh di atas rata-rata ekonomi nasional yang berkisar di angka 4-6 persen.  Situasi yang kondusif telah mendorong berbagai pihak menanamkan barang modal yang berguna bagi pembuatan barang-barang ekonomi di Sulawesi Tengah. Hal tersebut dilihat dari nilai pertumbuhan PMTB Sulawesi Tengah yang selalu berada di atas 14 persen pada tahun 2011-2015. Pembentukan modal tetap yang terbentuk sejalan dengan level pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Sulawesi Tengah.

Menilik struktur laju pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah pada tahun 2016, sektor konstruksi dan industri pengolahan sangat berperan dalam pembentukan nilai PDRB Sulawesi Tengah dengan kontribusi sebesar 24,74 persen. Kedua sektor ini sangat berkaitan erat dengan pembentukan modal tetap baik bangunan maupun non bangunan. Sektor industri pengolahan membutuhkan mesin dalam proses produksinya. Dari sisi PDRB pengeluaran, sektor Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sangat dominan dengan nilai kontribusi di atas sepertiga PDRB Provinsi Sulawesi Tengah.  Hal tersebut semakin menguatkan betapa pentingnya sektor PMTB dalam perekonomian Sulawesi Tengah.

ICOR 2017

Vitalnya sektor PMTB dalam struktur perekonomian Sulawesi Tengah menjadi hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan. Naik turunnya kinerja sektor PMTB sangat berpengaruh signifikan dalam menjaga level pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah.

Dalam rapat paripura DPRD tahun 2016 Gubernur Sulteng Longki Djanggola menjelaskan, berdasarkan permasalahan dan kemampuan pendanaan serta tantangan di tahun 2017, diproyeksikan bahwa pertumbuhan PDRB Sulteng diperkirakan mencapai 10 persen hingga 12 persen. Menilik proyeksi tersebut, menjadi pertanyaan yang umum, apa langkah strategis yang harus diperlukan guna memenuhi target ekonomi makro Sulawesi Tengah.

Terdapat beberapa simulasi prediksi yang menjelaskan langkah untuk mencapai pertumbuha  ekonomi. Salah satunya adalah Instrumental Capital Output Ratio (ICOR). Nilai ICOR menjelaskan besarnya investasi yang dibutuhkan jika ingin meningkatkan output sebesar 1 unit moneter.

Berdasarkan simulasi perhitungan ICOR tahun 2017, untuk mencapai level laju pertumbuhan sebesar 10 persen, dibutuhkan 57,33 triliun rupiah dengan mempertimbangkan faktor inflasi. Nilai tersebut bisa didapatkan dari barang modal dalam bentuk bangunan atau konstruksi, mesin dal alat perlengkapannya, alat angkutan, dan barang modal lainnya seperti bibit. Tantangan pencapaian nilai barang modal sangat diperlukan guna mencapai target pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah Tahun 2017.

Dimas Indra Purwanto,SST

Penulis adalah staf Nerwilis BPS Kota Palu

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik Kota Palu (BPS - Statistics Of Palu Municipality)Jl. Baruga No.19 Palu - Sulawesi Tengah 94234

Telp (62-451) 422066

Fax (62-451) 421266

Mailbox : bps7271@bps.go.id

logo_footer

Hak Cipta © 2023 Badan Pusat Statistik