Vital Trade and Challenges of Palu Municipalty Ecommerce - News and Press Release - BPS-Statistics Indonesia Palu Municipality

Laporkan pengaduan Anda melalui : s.bps.go.id/7271pengaduan

BPS Palu Municipality to WBK & WBBM

Vital Trade and Challenges of Palu Municipalty Ecommerce

Vital Trade and Challenges of Palu Municipalty Ecommerce

July 4, 2017 | Other Activities


Pada model ekonomi sederhana, Mankiw menjelaskan terdapat dua pelaku ekonomi yakni produsen dan rumah tangga. Titik pertemuan kedua pelaku tersebut bernama pasar. Artinya, pasar memerankan peran strategis dalam siklus perekonomian suatu wilayah. Pasar mempunyai dua peran yakni pasar sebagai penyedia barang dan jasa dan pasar sebagai penyedia faktor produksi.

            Pada kondisi pasar barang dan jasa, terjadi pertemuan antara perusahaan sebagai produsen dan rumah tangga sebagai konsumen. Kedua peran ini sangat strategis dalam menentukan perekonomian suatu wilayah. Pada titik pertemuan antara penjual dan pembeli, terjadi transaksi atau yang biasa disebut dengan perdagangan.

            Di era perekonomian global sekarang ini, pada saat suatu wilayah tidak dapat memenuhi kebutuhan sendiri, maka wilayah tersebut dapat melakukan impor dari wilayah lain.  Hal sebaliknya juga terjadi pada saat wilayah tersebut terdapat kelebihan produksi suatu komoditas dan ada daerah lain yang kekurangan komoditas tersebut, maka daerah tersebut dapat melakukan ekspor komoditas. Disinilah letak peran pihak ketiga atau yang biasa disebut dengan pedagang. Pedagang menghubungkan antara pihak yang menjual dengan pihak pembeli. Pentingnya peran pedagang membuat kegiatan perdagangan dimasukkan ke dalam pengukuran sektor usaha yang dihitung dalam nilai tambah suatu wilayah. Margin perdagangan turut serta dihitung dalam kegiatan ekonomi.

            Pada umumnya, sektor perdagangan sangat ditentukan oleh tingkat kepadatan penduduk, jumlah penduduk, ketersediaan komoditas, dan sarana infrastruktur di wilayah tersebut. Semakin banyak jumlah penduduk di suatu daerah, maka permintaan barang akan semakin besar. Dengan meningkatnya jumlah permintaan barang, maka secara otomatis akan memunculkan pedagang-pedagang kecil maupun besar yang secara otomatis mengurangi jumlah pengangguran di suatu wilayah.

           

Kondisi Perdagangan Kota Palu

            Kota Palu menjadi daerah yang menarik untuk dikaji dengan jumlah penduduk 368,1 ribu atau terbesar kedua di Sulawesi Tengah. Selain itu, dengan kepadatan penduduk 932 jiwa per kilometer persegi atau tertinggi di antara membuat jarak antar penduduk berdekatan dan memudahkan pola distribusi barang. Ditopang dengan sarana infrastruktur bandara, pelabuhan, dan kondisi jalan yang baik turut. Kota Palu menjadi wajah perdagangan di Sulawesi Tengah.  Lalu bagaimana kondisi perekonomian Kota Palu?

Pada tahun 2015 lalu, sektor perdagangan berkontribusi sebsar 9,62 persen terhadap total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Palu. Angka tersebut menjadikan sektor perdagangan Kota Palu menjadi sektor kedua terbesar yang menyumbang PDRB Kota Palu setelah sektor konstruksi. Sementara itu, pada rilis Sensus Ekonomi 2016,di Kota Palu terdapat 20.166 jumlah perdagangani jumlah usaha perdagangan di Kota Palu terhadap Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 13,89 persen. Jumlah yang sangat banyak mengingat di Sulawesi Tengah terdapat 13 Kabupaten dan Kota.

            Fluktuasi nilai sektor perdagangan di Kota Palu akan sangat memengaruhi nilai perdagangan di Provinsi Sulawesi Tengah. Dapat dilihat bahwa pergerakan sektor perdagangan Kota Palu dan Sulawesi Tengah mempunyai trend positif yang sama dengan angka satu digit. Disisi lain, berdasarkan publikasi BPS, selama 3 tahun terakhir nilai perdagangan Kota Palu menyumbang 17 persen perdaganga Provinsi Sulawesi Tengah.    

Tak mengherankan apabila kontribusi perdagangan di Kota Palu tergolong besar terhadap Provinsi Sulawesi Tengah mengingat Palu sebagai gerbang utama perdagangan Provinsi Sulawesi Tengah. Fasilitas Pelabuhan yang melayani kapal besar dan bandara udara yang menghubungkan antar pulau membuat arus komoditas barang yang melewati Kota Palu semakin besar. Peluang tersebut dimanfaatkan dengan baik oleh sebagian pihak untuk mengambil keuntungan dalam pola distribusi barang perdagangan.

            Fakta tersebut didukung dari data jumlah barang, bagasi, dan paket pos yang tercatat di bandara udara Mutiara Sis Al Jufri. Pada tahun 2015, jumlah cargo dan pos yang dibongkar sebanyak 2.359 ton, naik 12 persen dari tahun sebelumnya. Sementara itu, jumlah kargo yang di muat pada tahun 2015 sebesar 2.355 ton, naik18 persen dari tahun sebelumnya. Fenomena yang sama terjadi di Pelabuhan Pantoloan.

            Tingginya aktivitas bongkar muat menunjukkan nilai ekspor impor barang antar wilayah yang melewati Kota Palu. Fenomena tersebut memunculkan peluang bagi pedagang untuk memanfaatkan momen tersebut.

Tantangan E-Commerce Kota Palu

             Pada pasar modern, aktivitas antara penjual dan pembeli tidak selalu dilakukan secara langsung. Kegiatan pertemuan langsung antara penjual dan pembeli telah bergeser ke dunia maya. Kegiatan e-commerce telah menjadi aktivitas yang mahfum dijumpai.

            Menurut Asosasi Jasa Penyelenggara Internet Indonesia (AJJI), pada tahun 2016 pengguna internet dengan mobile phone sebanyak 98 persen. Artinya hampir semua penduduk mengakses internet dengan menggunakan phone. Kemudahan fitur yang ditawarkan membuat pola distribusi penggunaan internet ke arah mobile phone.

            Masih dari sumber yang sama, pada tahun 2016 terdapat pengguna internet sebanyak 132 jiwa di Indonesia. Dari angka tersebut, 123,5 juta jiwa pernah mengakses layanan komersial. Hal ini tentunya menimbulkan peluang besar pada sektor perdagangan melalui e-commerce. Terlebih, setengah dari total jumlah pengakses internet berada pada usia produktif 25-44 tahun yang tentunya mempunyai kebutuhan dan daya beli yang tinggi.

Banyak komoditas unggulan dari Kota Palu seperti bawang goreng, olahan coklat, dan lainnya yang selama ini belum tersalurkan secara maksimal. Banyak pengrajin ataupun pedagang tradisional yang belum memasarkan hasil kerajinannya secara online, padahal pangsa pasar terbuka lebar. Oleh karena itu, ini menjadi tantangan kita semua baik stakeholder terkait, NGO, ataupun masyarakat pada umumnya agar lebih memperkenalkan kemudahan e-commerce kepada khalayak umum sehingga geliat perdagangan Kota Palu semakin meningkat.

            Peningkatan di sektor perdagangan sangat diharapkan demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menurunkan jumlah pengangguran di Kota Palu.

Oleh Dimas Indra Purwanto, SST / Staf Seksi Nerwilis BPS Kota Palu
Badan Pusat Statistik

BPS-Statistics Indonesia

Badan Pusat Statistik Kota Palu (BPS - Statistics Of Palu Municipality)Jl. Baruga No.19 Palu - Sulawesi Tengah 94234

Telp (62-451) 422066

Fax (62-451) 421266

Mailbox : bps7271@bps.go.id

logo_footer

Copyright © 2023 BPS-Statistics Indonesia